Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pil Pahit Petani, Merugi Hingga Tak Diperhatikan

REPUBLIKPOST.COM – Kondisi cuaca dalam beberapa periode terakhir nampaknya kurang bersahabat bagi para petani padi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Kini, mereka terpaksa harus menelan pil pahit lantaran tak bisa melakukan panen secara optimal, akibat curah hujan yang masih begitu tinggi.

Padahal, jika berkaca pada tahun-tahun yang lewat. Musim hujan seharusnya mulai berlangsung Oktober hingga November, namun tahun ini justru terjadi jauh sebelum prediksi tersebut.

"Hampir 50 persen turunnya. Jika 2019 lalu, dengan luas lahan 500m2 bisa menghasilkan padi 900 kg. Tapi saat inu hanya 400 kg," ketus salah satu petani di Desa Keramat, Martapura Timur, Pandi kala berbincang santai dengan Republikpost.com, Rabu (8/9/2021).

Petani Kabupaten Banjar alami kerugian
Petani padi di Desa Keramat, Martapura Timur gagal panen penuh akibat curah hujan tinggi. Foto/Republikpost.com

Karena itu, dirinya meminta kepada Pemkab Banjar untuk membekali maupun mengedukasi petani agar bisa menanam padi pada waktu atau musim yang tepat, sehingga meminimalisir kegagalan panen.

Disisi lain, ia juga bingung terhadap pihak pemerintah yang seakan tak menaruh perhatian kepada petani. Seperti, nihilnya bantuan baik berupa dana maupun alat pendukung lainnya selama belasan tahun terakhir.

"Kami bingung juga kenapa tidak ada bantuan, padahal kami sangat memerlukannya, terutama alat penggiling. Mudah-mudahan kedepannya para pemerintah lebih perhatian lagi kepada para petani seperti kami," tuntasnya. (rp)

Posting Komentar untuk "Pil Pahit Petani, Merugi Hingga Tak Diperhatikan"